Minggu, 07 September 2014

DASAR EKONOMI ISLAM



I . Pendahuluan
Sebagai Manusia yang perlu bertahan hidup dan mementingkan keberlangsungan hidup tentunya kita akan selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan Sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri
jumlahnya sangat terbatas. Masalah ekonomi bisa di bilang masalah yang universal, karenanya seluruh dunia menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan ekonomi. 

Dalam realita kehidupan, manusia berusaha mengerahkan tenaga dan juga pikirannya untuk memenuhi berbagai keperluan hidupnya, seperti sandang, pangan dan tempat tinggal. Pengerahan tenaga dan pikiran ini penting untuk menyempurnakan kehidupannya sebagai individu maupun sebagai seorang anggota suatu masyarakat. Segala kegiatan yang bersangkutan dengan usaha yang bertujuan untuk memenuhi keperluan ini dinamakan ekonomi.

Dengan Begini maka di perlukannya kajian Ilmu untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumberdaya yang terbatas dan dapat menimbulkan keadilan dan kesejahteraan dalam permasalahan ekonomi yang ada dalam masyarakat secara luas.

Untuk mencapai itu semua di dalam sudut pandangan Islam permasalahan ekonomi ini sangat jelas di bahas dan bahkan dapat menjadi faktor utama dalam kebutuhan sosial atau bermasyarakat. Dengan begitu ilmu ekonomi bisa dijelaskan secara rinci oleh para ilmuan ilmuan islam sejak ratusan tahun silam.


II. Pembahasan

Ekonomi dalam Perspektif Islam

Ekonomi dalam perspektif islam sendiri adalah bagaimana segala aktivitas ekonomi yang terdiri dari konsumsi, produksi dan distribusi, juga segala permasalahannya diselesaikan dengan mekanisme yang islami. Mekanisme islami yang dimaksud adalah berdasarkan atau mengembalikan segala persoalannya kepada Al Qur’an dan As Sunnah dan sumber-sumber Islam lainnya (ijma, Qiyas). Sehingga ekonomi yang merupakan derivasi atau keterkaitan dari sistem Islam yang integral dan komprehensif tetap harus bermuara pada terwujudnya nilai-nilai syariah yang ditetapkan Allah SWT.

Asy Syatibi mendeskripsikan nilai-nilai syariah yang menjadi indicator kesejahteraan menurut Islam (falah) adalah diperinci seperti terpenuhinya keberlangsungan agama (dien), jiwa (nafs), akal (Aql), keturunan (nasl) dan harta (maal). Kelima aspek di atas merupakan rincian yang menjadi target atau tujuan dari semua elemen agama islam, termasuk ekonomi islam.

Ilmu ekonomi Islam yang mempelajari usaha manusia dalam mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk memperoleh kesejahteraan berdasarkan prinsip-prinsip Al Qur’an dan As Sunnah tidak mendikotomikan antara ekonomi normative dengan ekonomi positif sebagaimana ekonomi konvensional mendikotomikannya. Dalam pandangan Islam normative value merupakan arahan dan tuntunan yang seharusnya dilakukan dalam menjalankan aktivitas. Dan islam memiliki norma-norma yang bersifat adil yang bersumber dari Allah SWT sebagai pedoman hidup manusia. Jadi, ketika dalam sudut pandang ekonomi positif telah terjadi masalah-masalah, maka penyelesaiannya dengan apa seharusnya diselesaikan bukan pada peluang apa persoalan bisa diselesaikan. Setidaknya jika penyelesaian berdasarkan normative value maka permasalahan tidak berlaku secara kontinu (problem sustainable) dan terus terulang pada masa mendatang. Sebab nilai memiliki kaidahnya sendiri dalam menyelesaikan masalah-masalah ekonomi.
Definisi dari Ilmu Ekonomi Islam

Definisi dari ekonomi islam sendiri yakni Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Kata Islam setelah “Ekonomi” dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya lebih ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi pandangan umum yang digunakan sebagai landasan nilai. Sedang ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah di dunia dan akherat (hereafter).

Berikut ini definisi Ekonomi dalam Islam menurut Para Ahli :
  • S.M. Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.”
  • M.A. Mannan, “ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.”
  • Khursid Ahmad, ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”
  • M.N. Siddiqi, ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman.”
  • M. Akram Khan, “ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi.”
  • Louis Cantori, “ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik.


Dasar Ekonomi Islam

a. Tauhid : Dengan tauhid manusia menyaksikan bahwa tiada sesuatu yang layak disembah kecuali Allah SWT.

b. ‘Adl : Keadilan adalah misi utama ajaran Islam karena ia salah satu dasar dalam perekonomian. Nilai keadilan membawa beberapa implikasi dan pemenuhan kebutuhan pokok, sumber-sumber pendapatan yang terhormat, distribusi pendapatan yang merata, pertumbuhan dan stabilitasi.

c. Nubuwah : Dengan sifat rahman, rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak dibiarkan begitu saja di dunia tanpa bimbingan. Selain itu ada sifat Nabi Muhammad SAW yang perlu diteladani adalah sidiq, amanah, fathonah dan tabligh.

d. Khilafah : Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi. Konsep khalifah ini membawa beberapa implikasi, yaitu persaudaraan universal, sumber daya adalah amanah, gaya hidup sederhana dan kebebasan manusia.

e. Ma’ad adalah keyakinan akan hari akhir, hari kebangkitan di mana semua orang dimintai pertanggungjawaban.





Ciri Ekonomi Islam
Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Qur’an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur’an dan Sunnah banyak sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi islam menekankan empat sifat, antara lain:
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti “kelebihan”.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
  • Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.
  • Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
  • Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
  • Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
  • Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
  • Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
  • Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
  • Islam melarang riba dalam segala bentuk.

Konsep Dasar
Melihat keadaan keuangan modern saat ini yang banyak dipengaruhi oleh konsep kapitalis yang membolehkan banyak apa yang telah dilarang dalam agama Islam, ummat Islam akhirnya berusaha mencari suatu alternatif sistem keuangan yang dapat menghindarkan diri mereka dari berbagai macam kegiatan dan transaksi yang bertentangan dengan hukum yang mereka fahami dalam agama mereka.
Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk mewujudkan suatu konsep keuangan (dan ekonomi) alternatif yang dapat menghindarkan ummat Islam dari berbagai transaksi yang bersifat paradoks tersebut. Seperti bunga (interest) yang sangat diharamkan dalam ajaran Islam dan sangat bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits dilaksanakan dalam banyak transaksi perbankan dan pasar keuangan modern. Belum lagi elemen gharar (uncertainty) dan maysir (gambling) yang terdapat dalam beberapa kontrak asuransi dan beberapa pasar keuangan derivatif lainnya, yang menyebabkan kegelisahan di hati banyak Ummat Islam.
Dengan konsep dasar merujuk kepada Ayat-ayat dan Hadits-hadits yang menolak banyak kegiatan transaksi dan kontrak ini, beberapa usaha kaum Muslim telah berhasil membuat suatu konsep dasar keuangan Islam untuk mewujudkan suatu konsep keuangan alternatif yang berlandaskan Syari’ah yang mereka dambakan selama ini. Bermula dengan usaha Ahmed El-Naggar pada tahun 1963 di Mesir dengan mendirikan sebuah bank lokal yang menghindarkan segala transaksinya dari riba (berlandaskan  syar’iah) dan diikuti oleh banyak usaha akademisi dan praktisi dari kaum Muslim lainnya. Dan kini, perkembangan keuangan Islam semakin pesat di berbagai belahan dunia Timur dan Barat, dan semakin diminati oleh banyak orang untuk dipelajari secara lebih mendalam. Kaos karakter anak Bandung

Kesimpulan
Masalah ekonomi merupakan masalah yang universal. Oleh karena itu, seluruh dunia menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan ekonomi. Dalam pandangan Islam, permasalahan ini tidak dapat diselesaikan hanya melalui perubahan yang bersifat kosmetik belaka, diperlukan perubahan yang bersifat mendasar mulai dari tatanan filosofi yang akan membentuk teori ekonomi Islam, yang kemudian akan membentuk prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam yang berdasarkan kepada AlQur’an dan sunnah.

          Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh Komponen kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggungjawabkan.



Daftar Pustaka:

1. Chapra, Umer.2000.Islam dan Pembangunan Ekonomi.Jakarta:Gema Insani Press
2. Chapra, Umer.2000.Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam. Jakarta : Gema Insani Press
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi
4. Sadono Sukirno, Buku Pengantar Ilmu Ekonomi.
5. http://fahmyzone.blogspot.com/2013/04/pengertian-ekonomi-islam.html
6. http://perjuanganekonomiislam.wordpress.com/2012/01/11/dasar-dasar-ekonomi-islam/
7. http://eztproject.worpress.com/2014/08/26/ekonomi-islam-membahas-ekonomi-islam-secara-ringkas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar